Kapolresta Mataram : Perang Tupat Cermin Toleransi Beragama di Lombok

    Kapolresta Mataram : Perang Tupat Cermin Toleransi Beragama di Lombok
    Kapolresta Mataram Kombes Pol Mustofa SIK MH., saat menghadiri Perang Tupat di Pure Lingsar, (27/11/2023)

    Lombok Barat NTB - Setelah memimpin Apel kesiapan Pengamanan Pujawali Perang Tupat dan memberikan arahan kepada seluruh personil yang terlibat, Kapolresta Mataram Kombes Pol Mustofa SIK MH., juga menghadiri acara tersebut sebagai tamu undangan, di Pura Lingsar, Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat, Minggu (27/11/2023).

    Hadir pada acara yang telah menjadi budaya bagi masyarakat Hindu yang ada di kecamatan Suranadi tersebut Pj. Gubernur NTB, Direktur Event Pariwisata RI, Bupati Lombok Barat, Ketua DPRD Lombok Barat, Asisten 1 Setda Lombok Barat, Wakapolres Lombok Barat, Pasilog Kodim 1606/Mataram, Kepala Kesbangpol Lombok Barat, Kasat Pol PP Lombok Barat, Kadis Pariwisata Lombok Barat, Kadis Bapeda Lombok Barat, Kadis Perijinan Lombok Barat, serta Para budayawan Lombok dan tamu undangan lainnya.

    Usai acara tersebut berlangsung, sebelum memimpin Apel Konsolidasi hasil Pengamanan, Kapolresta Mataram kepada media ini menyampaikan terimakasih kepada masyarakat Kabupaten Lombok Barat khususnya masyarakat Kecamatan Lingsar yang telah bersama-sama mengikuti acara ini dengan aman dan lancar sesuai harapan kita.

    Ia Menceritakan apa yang disampaikan Pj. Gubernur NTB Lalu Gita Ariadi bahwa perang Tupat ini bukan perang untuk menghancurkan musuh tetapi perang untuk mencari sahabat. Kegiatan perang Tupat di Kabupaten Lombok Barat ini merupakan cermina toleransi yang kuat antar dua umat beragama yang ada di pulau Lombok.

    “Tentu budaya ini harus dapat dipertahankan dan dapat terus berkembang dari tahun ke tahun, ”jelas Kapolresta Mataram.

    Berdasarkan kisah yang disampaikan bahwa perang Tupat ini merupakan bentuk memperkuat silaturahmi antar kedua umat  beragama, tentu toleransi umat beragama yang telah terjalin kuat ini diharapkan akan mampu mencegah terjadinya rasa tidak senang atas perbedaan pilihan yang akan terjadi pada pemilu 2024 mendatang.

    “Semoga makna perang tupat ini akan terus tertanam pada masyarakat Lombok sehingga Harkamtibmas tentu dapat dicipkan bersama-sama, ”pungkasnya. (Adb)

    ntb
    Syafruddin Adi

    Syafruddin Adi

    Artikel Sebelumnya

    Jumat Salam, RS Mandalika dan DP3AP2KB Sosialisasikan...

    Artikel Berikutnya

    Danrem 162/WB Resmikan Desa Danger Sebagai...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Nagari TV, TVnya Nagari!
    Mengenal Lebih Dekat Koperasi
    Lulus S3 1,5 Tahun: Siapa Bilang Pendidikan Harus Lambat?
    Hendri Kampai: Kelulusan Bahlil adalah Inspirasi Suatu Pencapaian
    Hendri Kampai: Indonesia Dikuasai Oligarki, Jangan Sampai Rakyat Merasa Dijajah 'Kumpeni' Zaman Now

    Ikuti Kami