Mataram NTB - Dalam kunjungannya di Pulau Lombok Tim Pemenangan Muda (TPM) Nasional didamping TPM NTB Ganjar - Mahfud menggelar Diskusi santai bersama para pelaku UMKM yang bertajuk 'UMKM Talks Branding and Product Marketing', Senin (11/12) malam.
Diskusi yang berlangsung di Bale Logi Taman Mayura, Kota Mataram ini, dihadiri perwakilan pelaku UMKM yang hampir keseluruhannya, masih berusia muda. Diantaranya Wirausaha Pera Muda Ungge dan UMKM Binaan Taman Mayura, UMKM Binaan Aliansi Pemuda Hindu Lombok Wirausaha Muda Ternak dan Tani Desa Sari Baya Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat, GM Cake, dan Pengusaha Ayam Betutu Mama Defa.
Turut hadir dalam kegiatan ini, Perwakilan Puri Cakranegara, Anak Agung (AA) Made Jelantik, perwakilan tokoh masyarakat, I Gusti Putu Ekadana, Ketua TPM NTB, Loji Sagita, sekaligus perwakilan dari Sanggar Aruntala. Kegiatan diskusi ini dirangkai pula dengan Lounching Young Prenueur TPM Ganjar - Mahfud NTB.
Perwakilan Puri Cakranegara, AA Made Jelantik, menyambut bahagia kegiatan diskusi tersebut. Ia mengungkapkan, sejak 2000 silam, pihaknya telah melaksanakan pembinaan dan ditambah dengan pemberian permodalan kepada para pelaku UMKM.
Kendati demikian, masih ada trend yang kurang positif terhadap perkembangan usaha UMKM disebabkan keterbatasan sumber daya manusia (SDM). Sehingga kedatangan TPM Nasional menjadi angin segar dalam upaya memberikan edukasi. Terutama untuk para wirausaha muda di Era Generasi Z (Gen Z) yang pemikirannya masih segar dalam mencerna materi, serta pengalaman para wirausaha sukses.
"Harapan saya kepada UMKM dan kepada semua hadirin, untuk tetap berkumpul di Taman Mayura. Karena di sini banyak sekali komunitas yang kita bina, untuk menghidupi suasana, " harap A.A Made Jelantik.
Sementara itu, Ketua TPM Nasional Ganjar Mahfud, Darmaji Suardika dalam kesempatan tersebut, mengulas peristiwa Tahun 2008 silam. Kala itu banyak perusahaan-perusahaan besar dunia tumbang, namun Indonesia survive karena kekuatan ekonomi yang disokong oleh aktivitas pelaku UMKM.
Sehingga ia menilai, sektor UMKM sangat penting dan menjadi fokus dalam Visi-misi Ganjar Mahfud adalah 'Is Economy Being The Highest Priority'. Jadi, hal apapun harus dikaitkan dengan kesejahteraan rakyat, roda ekonomi berputar kencang, dan menciptakan lapangan kerja.
Indonesia menurutnya, berbeda dengan negara-negara berkembang lainnya. Seperti Jerman misalnya, yang berhasil merilis produk-produk berkualitas dan sudah tersebar di negara-negara lainnya.
"Kalau kita ingin menjadi bangsa yang besar, selalu dilihat dari kekuatan bangsanya. Misalnya, kenapa Jerman itu bisa kuat, karena memang produk-prduk mereka seperti Mobil BMW, karena mereka sangat disiplin, tepat waktu, dan menjunjung tinggi kualitas. Sampai mereka punya Deliver Good Quality Mindset. Begitu juga dengan negara jepang yang presisi. Sedangkan indonesia, kalau mau buat BMW itu ngejarnya itu susah, karena tradisi terlalu nyantai, " ungkapnya.
Kekuatan yang dimiliki masyarakat di Indonesia itu berpegang pada filsafat gotong royong. Dengan cara memperbanyak pelaku UMKM yang bisa saling membantu. Seperti di Solo. saat Covid 19 kata dia, ada satu perusahan batik yang memanfaatkan kelebihan omzet, untuk membantu menyokong permodalan para wirausaha lainnya.
"Kalau budaya asli kita itu, inginya maju bareng dan senang bareng. Harusnya, politik itu juga sama. Menariknya di Solo, kalau misalnya ada satu pedagang tumbang, maka pedagang batik lainnya akan saling kumpulkan modal atau istilahnya cere'an untuk membantu pedagang yang bangkrut tadi. Itulah ekonomi asli Indonesia, " ujarnya.
Hal ini menurutnya bisa diterapkan para pelaku UMKM, khususnya yang membuka usaha di Kota Mataram. Dalam kesempatan tersebut, ia juga menyampaikan target Kamar Dagang dan Industri (Kadin) untuk para UMKM, itu bukan melahirkan perusahaan yang baik. Tapi UMKM yang berkualitas dan jumlah pun banyak.
"Mudah-mudahan ini dapat menjadi penyemangat kita bersama dalam memulai usaha. Sekarang, siapapun UMKM yang ingin jadi anggota Kadin, itu free untuk UMKM. Asalkan punya PT dan NIB bisa daftar lewat website Kadin, " katanya.
Ia membeberkan beberapa persoalan yang membuat UKMK kesulitan untuk berkembang. Salah satunya, UMKM kebanyakan masih belum memahami cara masuk dan membesarkan pasar, melalui akses digitalisasi (Acces to Market). Seperti tokopedia dan sebagainya.
"Yang perlu diajarkan, bagaimana mengemas produk brand yang baik. Sekarang itu bukan lagi Puss, tapi Pull. Bukan seperti dulu, bagaimana memperbanyak iklan produk, " imbuhnya.
Sebelum membuat produk jelas Darmaji, pelaku usaha harus mempelajari apa saja yang dibutuhkan pasar. Hal ini agar UMKM dapat menciptakan produk, sesuai kebutuhan pasar. Tips ini bersifat solutif dan dapat dimanfaatkan untuk membangun bisnis masa depan, terutama oleh para wirausaha muda.
"Itu yang dimaksud dengan Pull tadi. Kita harus membaca permasalah pasar dan produk yang diproduksi harus bisa menyelesaikan permasalahan mereka. Jangan terkotak-kotak. Jadi jangan satu menjual kopi, yang lain juga ikut-ikutan kopi semua. Coba bikin yang unik dan kreatif. Jangan terpaku hanya pada satu produk, " terangnya.
Selanjutnya, mampu menciptakan produk yang unik dan kreatif. Gen Z saat ini tidak lagi memperdulikan brand. Keinginan generasi sekarang lebih kepada produk yang unik dan menjadi trend masa depan. Terakhir soal kemasan. Produk yang dikemas dengan baik, tidak hanya menarik pembeli. Tapi juga dapat meningkatkan harga jual sebuah produk.
"Setelah tiga hal itu sudah terpenuhi baru kita berbicara tentang permodalan. Rata-rata pengusaha yang saya kenal, awalnya tidak berbicara tentang modal. Jadi coba dulu saja, nanti modal bisa saja datang dengan sendirinya, " jelasnya.
Ketua TPM Ganjar-Mahfud, Loji Sagita mengaku bangga atas kedatangan TPM Nasional. Ia menyebut hingga saat ini, pihaknya telah melaksanakan pembinaan terhadap ratusan pelaku UMKM termasuk para wirausaha muda. Ia pun berkomitmen untuk terus melaksanakan pembinaan terhadap pelaku UMKM, mengingat perannya yang sangat strategis untuk mendongkrak kesejahteraan bersama.
"Berdikari dari segi ekonomi, itu salah satu visi kami selaku penerus idelogi Bung Karno, " pungkasnya.(Adb)